Palemahan- Dalam beberapa tahun terakhir, isu terkait sampah plastik
terus menjadi sorotan di
tengah masyarakat. Sampah plastik menyebabkan masalah lingkungan yang
serius terutama pada ekosistem laut. Hal ini mendorong gerakan untuk mengurangi
penggunaan plastik, termasuk kantong plastik. Sebuah studi yang diterbitkan PLOS ONE
menunjukkan bahwa lebih dari 5 triliun kantong plastik digunakan di seluruh
dunia setiap tahunnya. Kantong plastik tidak mudah terurai dan membutuhkan
waktu bertahun-tahun. Proses penguraian kantong plastik melepaskan mikroplastik
yang sangat berbahaya bagi ekosistem dan dapat berdampak pada kesehatan manusia.
Untuk mengurangi ketergantungan terhadap penggunaan kantong plastik, masyarakat
mulai beralih menggunakan kantong kertas
karena dianggap lebih ramah lingkungan. Namun, apakah kantong kertas
benar-benar lebih ramah lingkungan daripada kantong plastik? Mari kita bahas:
Produksi
Produksi kantong kertas membutuhkan sumber daya yang lebih
banyak dibandingkan dengan kantong plastik. Bahan baku kertas umumnya berasal
dari kayu, yang harus diolah terlebih dahulu menjadi serat kayu sebelum dibuat
menjadi kertas. Proses ini membutuhkan energi dan air dengan jumlah yang lebih
besar. Studi yang dilakukan oleh Northern Ireland Environment Agency menjelaskan
bahwa produksi kantong kertas membutuhkan 3,4 kali lebih banyak air
dibandingkan produksi kantong plastik. Hal ini dapat berdampak pada limbah produksi
berupa emisi gas rumah kaca dan polusi air. Sedangkan, produksi kantong plastik
lebih efisien dalam hal penggunaan sumber daya alam. Bahan baku plastik umumnya
berasal dari minyak bumi. Minyak bumi digunakan sebagai bahan baku utama dalam
produksi berbagai jenis plastik, seperti polietilen, polipropilen, PVC,
polistiren, dan lain-lain.
Selain minyak bumi, ada juga jenis plastik yang dibuat dari bahan baku nabati,
seperti polilaktat (PLA). PLA dibuat dari pati jagung atau tebu, dan merupakan
alternatif yang lebih ramah lingkungan karena bahan bakunya dapat diperbaharui
dan biodegradable. Namun, produksi PLA masih sangat minim yaitu hanya 2% dari
total produksi plastik, selain itu PLA masih memiliki dampak lain terhadap lingkungan,
seperti penggunaan pestisida dan pupuk untuk bahan baku tanaman.
Dari sisi produksi, kantong kertas dan kantong plastik memiliki dampak yang cukup signifikan terhadap lingkungan. Namun, perlu dicatat bahwa produksi kantong kertas membutuhkan bahan baku yang dapat diperbaharui, sedangkan produksi kantong plastik saat ini dominan menggunakan minyak bumi yang tidak dapat diperbaharui. Dalam jangka panjang, produksi kantong kertas lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan jika bahan baku kayu diambil dari hutan produksi yang dikelola secara berkelanjutan.
Dari sisi produksi, kantong kertas dan kantong plastik memiliki dampak yang cukup signifikan terhadap lingkungan. Namun, perlu dicatat bahwa produksi kantong kertas membutuhkan bahan baku yang dapat diperbaharui, sedangkan produksi kantong plastik saat ini dominan menggunakan minyak bumi yang tidak dapat diperbaharui. Dalam jangka panjang, produksi kantong kertas lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan jika bahan baku kayu diambil dari hutan produksi yang dikelola secara berkelanjutan.
Penggunaan
Jika dibandingkan dengan kantong plastik, kantong kertas
umumnya lebih mudah rusak. Kantong plastik lebih awet daripada kantong kertas
dalam artian bahwa kantong plastik lebih tahan terhadap kerusakan fisik,
seperti sobek, bocor, dan aus, sehingga kantong plastik dapat digunakan
berkali-kali. Di sisi lain, kantong kertas lebih rentan terhadap kerusakan
fisik, sehingga sering digunakan sekali pakai dan berpotensi menghasilkan limbah
dengan jumlah yang lebih besar. Meskipun kantong plastik dapat digunakan
berkali-kali, pada penerapan
nya tidak jarang kantong plastik juga hanya digunakan sekali, sehingga jumlah limbah yang dihasilkan
setara dengan limbah kantong kertas, dengan dampak yang lebih besar terhadap
lingkungan.
Dampak Terhadap Lingkungan
Kantong plastik memiliki daya tahan fisik yang lebih baik
dibandingkan kantong kertas, hal ini juga berpengaruh terhadap waktu yang
dibutuhkan hingga dapat terurai. Plastik membutuhkan waktu ratusan tahun untuk
terurai. Pengelolaan sampah plastik yang buruk sering kali menyebabkan sampah tersebut
berakhir di laut, mencemari habitat laut dan merusak ekosistem. Plastik juga
membahayakan hewan laut yang secara tidak sengaja memakannya. Mikroplastik juga menjadi ancaman tidak hanya bagi hewan
laut, tetapi juga manusia sebagai salah satu konsumen puncak dalam rantai
makanan. Selain ekosistem perairan, plastik juga dapat merusak tanah dan
menghambat pertumbuhan vegetasi. Hal ini disebabkan oleh kemampuan plastik
untuk menahan air dan mempercepat proses pengeringan tanah. Sedangkan, kantong kertas membutuhkan
waktu yang lebih singkat untuk terurai secara alami. Namun bukan berarti kantong
kertas tidak memiliki dampak terhadap lingkungan. Kantong kertas juga
mengandung bahan kimia seperti klorin dan bisfenol A (BPA), yang dapat
berbahaya bagi kesehatan manusia dan hewan. Klorin digunakan dalam pemutihan
kertas dan dapat menghasilkan senyawa berbahaya seperti dioksin. Sedangkan BPA,
yang digunakan dalam beberapa jenis kertas, telah dikaitkan dengan berbagai
gangguan kesehatan seperti masalah reproduksi, gangguan hormonal, dan kanker.
Pengelolaan limbah kertas yang tidak tepat seperti pembakaran limbah kertas dapat
menghasilkan polutan yang dapat berpengaruh terhadap lingkungan dan kesehatan
manusia.
Baca Juga: Mengapa Hewan Laut Memakan Plastik?
Daur Ulang
Dalam hal daur ulang, kantong plastik dapat didaur ulang
menjadi produk lain. Namun, proses daur ulang plastik yang efektif dan efisien
masih menjadi persoalan. Pada kenyataannya, banyak sampah plastik yang tidak
didaur ulang karena membutuhkan biaya yang tinggi. Di sisi lain, kantong kertas
lebih mudah didaur ulang daripada kantong plastik. Akan tetapi, proses daur
ulang kertas membutuhkan air dan energi dalam jumlah besar. Selain itu, daur
ulang kertas juga dapat menghasilkan limbah cair yang mengandung bahan kimia
berbahaya bagi lingkungan.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kantong kertas dan kantong plastik sama-sama memiliki dampak besar terhadap lingkungan. Dari perspektif produksi, kantong plastik lebih
efisien dalam penggunaan sumber daya alam, tetapi penggunaannya yang berlebihan
dan pengelolaan yang
tidak tepat dapat menyebabkan dampak lingkungan yang serius. Sementara itu,
kantong kertas membutuhkan sumber daya yang lebih banyak dalam proses produksi,
tetapi lebih mudah didaur ulang dan lebih mudah terurai. Masalah utama yang
perlu dibenahi adalah pola penggunaan oleh konsumen. Penggunaan kantong kertas
maupun plastik dengan bijak (tidak sekali pakai), dan pengelolaan limbah dalam
level individu dapat membantu mengurangi masalah limbah. Selain itu, sistem
pengelolaan limbah dalam skala besar menjadi kunci untuk mengurangi dampak sampah
terhadap lingkungan.
Image: Freepik
Sumber:
- Ates, S., & Yazgan, M. S. (2019). Comparative life cycle assessment of shopping bags: A case study of a grocery store in Turkey. Journal of Cleaner Production, 231, 1185-1193.
- Geyer, R., Jambeck, J. R., & Law, K. L. (2017). Production, use, and fate of all plastics ever made. Science Advances, 3(7), e1700782.
- Northern Ireland Environment Agency. (2011). Life Cycle Assessment of Supermarket Carrier Bags: A review of the bags available in 2011. (Online).
- Reverte, R., García-Segura, S., & Moreira, M. T. (2019). Life cycle assessment of supermarket carrier bags: a review of the literature. Journal of Cleaner Production, 232, 437-450.
- Skaza, A., & Očko, P. (2020). Environmental impacts of paper and plastic bags. Journal of Cleaner Production, 242, 118439.
- Wang, Q., Zhang, X., & Chen, Y. (2020). Life cycle assessment of plastic waste recycling: A case study in China. PLOS ONE, 15(5), e0233148.
- Wu, W. M., & Yang, R. (2020). Life cycle assessment of paper and plastic bags in Malaysia. Journal of Cleaner Production, 243, 118507.
- Zhang, Y., Zhong, Y., Luo, J., & Chen, J. (2021). Analysis of the environmental impact of plastic and paper bags based on life cycle assessment. Journal of Cleaner Production, 278, 123924.
0 Comments