Dampak Pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN)

Palemahan- Pada tahun 2019, Presiden Joko Widodo mengumumkan rencana pemindahan ibu kota negara dari Jakarta ke Kalimantan Timur. Proyek ini bertujuan untuk pemerataan pembangunan, ekonomi, serta mengurangi masalah kemacetan, dan kerusakan lingkungan yang terjadi di Jakarta. Ibu Kota Nusantara (IKN) direncanakan akan menjadi kota modern yang mengusung konsep berkelanjutan dengan lebih dari 75% kawasan hijau di area Pemerintahan, dan konstruksi ramah lingkungan yang memiliki luas 56.180 ha . Namun, pembangunan IKN dapat menimbulkan berbagai dampak, baik positif maupun negatif. Adapun dampak yang mungkin terjadi akibat pembangunan IKN adalah sebagai berikut:

Dampak Lingkungan
Dampak lingkungan menjadi salah satu yang paling signifikan dari pembangunan Ibu Kota Nusantara. Pembangunan IKN yang membutuhkan lahan yang luas untuk pembangunan infrastruktur dan hunian dapat menyebabkan perubahan dari aspek ekologi. Dampak ekologi yang mungkin terjadi yaitu perubahan penggunaan lahan, deforestasi, hingga kerusakan habitat alami seperti hutan dan lahan gambut. Studi yang dilakukan oleh Center for International Forestry Research (CIFOR) dan World Resources Institute (WRI) menunjukkan bahwa Kalimantan Timur memiliki tingkat kerusakan hutan yang tinggi, data menunjukkan bahwa deforestasi yang terjadi pada periode 2001 hingga 2021 mencapai 3,55 juta hektar hutan atau setara 19% luas hutan, dan menyebabkan emisi CO2 sebesar 2.48Gt (Global Forest Watch, ). Pembangunan IKN berpotensi menyebabkan hilangnya sekitar 80.000 hektar hutan dan lahan gambut di wilayah tersebut yang dapat berdampak pada kerusakan ekosistem dan hilangnya habitat bagi satwa liar. Kerusakan lahan gambut dapat menyebabkan emisi gas rumah kaca seperti karbon dioksida dan metana, yang berkontribusi pada perubahan iklim global dan pemanasan global. Selain itu, pembangunan IKN juga dapat memberikan dampak lain terhadap lingkungan, seperti pencemaran air dan udara. Dalam sebuah artikel oleh Ekuatorial, dijelaskan bahwa emisi karbon yang dihasilkan dari pembangunan IKN dapat mencapai 56,6 juta ton pada tahun 2030, yang setara dengan emisi dari 12 juta mobil selama setahun (Ekuatorial, 2020). Ptensi dampak lingkungan yang signifikan ini harus dikelola dengan prinsip kehati-hatian dan mempertimbangkan dampak jangka panjang bagi lingkungan dan keberlangsungan hidup spesies yang hidup di dalamnya.

Dampak Ekonomi
Pembangunan Ibu Kota Nusantara diharapkan akan membawa dampak positif pada ekonomi masyarakat. Namun, masih ada keraguan tentang dampak nyata proyek ini terhadap pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Studi oleh GlobalData menyatakan bahwa pembangunan infrastruktur skala besar seperti IKN dapat memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi, akan tetapi hanya bersifat sementara (GlobalData, 2019). Setelah selesai dibangun, proyek seperti ini tidak selalu mendorong pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Studi lain oleh Yayasan Pusaka menunjukkan bahwa pembangunan semacam ini seringkali hanya memberikan manfaat ekonomi bagi kelompok tertentu, seperti pengembang dan kontraktor. Sementara itu, masyarakat lokal seringkali tidak mendapatkan manfaat yang cukup dari pembangunan. Selain itu, pembangunan Ibu Kota Nusantara juga dapat menimbulkan dampak buruk bagi masyarakat lokal, seperti meningkatnya harga tanah dab biaya hidup.

Dampak Sosial
Pembangunan Ibu Kota Nusantara juga dapat berdampak pada aspek sosial masyarakat dan berpotensi menimbulkan konflik sosial. Sebuah studi oleh Universitas Lambung Mangkurat menunjukkan bahwa pembangunan infrastruktur di Kalimantan Timur telah menyebabkan konflik sosial antar masyarakat, dan konflik antara masyarakat dan perusahaan (Prasetyo et al., 2019). Konflik-konflik ini dapat disebabkan oleh kesenjangan sosial-ekonomi, perbedaan pandangan terkait pembangunan dan pengelolaan sumber daya alam. Dampak sosial dari pembangunan IKN harus diperhatikan dan dilakukan upaya untuk mengurangi dampak negatif pada masyarakat setempat. Sebuah studi yang dilakukan oleh Universitas Palangka Raya menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat lokal di Kalimantan masih merasa khawatir dengan rencana pembangunan IKN.

Upaya Pencegahan
Untuk mengurangi dampak negatif akibat pembangunan Ibu Kota Nusantara, pemerintah harus memperhatikan dampak-dampak penting yang mungkin terjadi dan melakukan beberapa langkah pencegahan untuk meminimalisir dampak.

1. Meminimalisir dampak lingkungan
Pemerintah perlu meminimalisir potensi kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh proses pembangunan. Kerusakan lahan gambut yang memiliki dampak yang besar bagi lingkungan dapat diminimalisir dengan melakukan reklamasi lahan gambut sebelum dan setelah proses pembangunan. Reklamasi lahan gambut dapat dilakukan dengan penanaman vegetasi, pengaturan sistem drainase, dan pengaturan penggunaan lahan yang ramah lingkungan. Pembangunan IKN juga menyebabkan peningkatan produksi limbah, sehingga perlu adanya pengelolaan limbah yang efektif dan ramah lingkungan. Pengawasan yang ketat perlu dilakukan untuk memastikan bahwa pembangunan IKN dilakukan sesuai dengan peraturan dan standar yang berlaku. Pemulihan kondisi lingkungan dan konservasi juga dapat dilakukan pasca proses pembangunan sebagai upaya restorasi dan mengurangi dampak negatif yang disebabkan saat proses pembangunan.

2. Memperhatikan dampak sosial ekonomi masyarakat
Dampak sosial dan ekonomi masyarakat merupakan hal yang penting untuk diperhatikan. Pendekatan terhadap masyarakat lokal dengan komunikasi yang efektif dapat menghindari konflik yang dapat merugikan masyarakat dan menghambat proses pembangunan. Kegiatan pembangunan yang berpotensi menyebabkan konflik seperti proses pembebasan lahan dan pemberian kompensasi kepada masyarakat harus dilakukan secara adil dan sesuai untuk mengindari ketidakpuasan di tengah masyarakat. Keterlibatan masyarakat lokal dalam proses pengambilan keputusan, dan pembangunan perlu diperhatikan sehingga memberikan manfaat langsung bagi masyarakat. Pemerintah juga perlu menyediakan program pendidikan dan pelatihan agar masyarakat dapat memperoleh manfaat ekonomi baik dalam proses pembangunan maupun pasca pembangunan IKN.

Pembangunan Ibu Kota Nusantara merupakan proyek pembangunan berskala besar yang memiliki potensi untuk membawa dampak positif dan negatif. Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis secara komprehensif dan upaya pencegahan yang tepat untuk meminimalisir dampak negatif dan memaksimalkan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan.

image: PUPR

Sumber:
  • Adhi, M. A., & Murtilaksono, K. (2020). Kalimantan as The New Industrial Estate: Critical Discourse Analysis on The National Strategic Project of Indonesia's Industry 4.0. KnE Social Sciences, 4(12), 1-14.
  • Bappenas. (2020). Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020-2024.
  • Center for International Forestry Research (CIFOR) & World Resources Institute (WRI). (2021). The State of the Forests in Kalimantan. CIFOR. 
  • Ekuatorial. (2020, February 17). Emisi Karbon Pembangunan IKN Setara dengan 12 Juta Mobil Selama Setahun. Ekuatorial. 
  • Firdaus, M. R., Sari, Y. W., & Luthfi, M. A. (2021). Industrial Zone Development in Kalimantan Island, Indonesia: An Overview of the Socio-Economic and Environmental Impacts. IOP Conference Series: Earth and Environmental Science, 852(1), 012019.
  • Global Forest Watch Kalimantan Timur (2022). Primary Forest Loss In Kalimantan Timur, Indonesia. https://www.globalforestwatch.org/country/IDN
  • Indonesian Coordinating Ministry for Maritime Affairs and Investment. (2021). Indonesia 4.0: Accelerating Industrial Transformation Toward Industry 4.0. Jakarta.
  • Murdiyarso, D., van Noordwijk, M., Wasrin, U. R., Tomich, T. P., Gillison, A. N., & Sasmito, S. D. (2018). Indonesia's ambitious plans for reducing carbon emissions and deforestation. Nature Climate Change, 8(7), 656-660.
  • Prasetyo, L. B., Arifin, H. S., & Santoso, S. (2019). Analisis Konflik Sosial Akibat Pembangunan Infrastruktur di Kalimantan Timur. Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, 23(2), 157–169. https://doi.org/10.22146/jsp.33520
  • The Diplomat. (2019, August 9). The Social and Cultural Implications of Indonesia’s New Capital in Kalimantan. The Diplomat. 
  • The Jakarta Post. (2020, February 27). IKN Relocation will Have 0.0003% Impact on Global Climate Change: Minister. The Jakarta Post. 
  • Widiatmaka, Y. (2019, August 29). The Environmental Implications of Moving Indonesia’s Capital. The Diplomat. 
  • Zamroni, S. (2020, February 18). Pembangunan IKN: Peluang dan Tantangan. Antara News. 

0 Comments