Sumberdaya Bersama (The Common-pool Resources)

The common

Sebelum pembahasan mengenai sumberdaya Bersama (The common), mari kita bahas mengenai klasifikasi sumberdaya berdasarkan akses dan persaingan untuk memperolehnya. Secara garis besar, sumberdaya dibedakan menjadi Common Goods/Common Pool, Private Goods, Public Goods, dan Club Goods. Perhatikan gambar di Bawah Ini:

Jenis Sumberdaya

  • Common Good/Common Pool Resource: Sumberdaya ini dapat diakses oleh semua orang, pemanfaatan sumberdaya dapat mengurangi ketersediaan sumberdaya.
  • Private Goods: Akses sumberdaya terbatas (perlu biaya), pemanfaatan dapat mengurangi ketersediaan, tetapi terkontrol akibat akses yang terbatas.
  • Public Goods: Akses tidak terbatas, tetapi pemanfaatan tidak mengurangi ketersediaan sumberdaya
  • Club Goods: Akses terbatas, dan pemanfaatan tidak mengurangi ketersediaan sumberdaya

Sumberdaya Bersama (The Common/ Common-pool resources) adalah SDA non excludable sehingga dapat dimanfaatkan oleh semua orang. The Common memiliki manfaat bagi sebagian orang dan sifatnya yang non-excludable menyebabkan sumber daya jenis ini rentan untuk mengalami degradasi, baik dari segi jumlah maupun manfaat. Pemanfaatan sumber daya alam dengan intensitas berlebih demi mendapatkan keuntungan yang lebih besar justru akan menyebabkan berkurangnya manfaat yang diperoleh setiap individu terhadap sumberdaya tersebut.

Tragedy Of The Commons

Tragedy of the commons adalah sebuah konsep yang menggambarkan sebuah situasi di mana sumber daya yang dimiliki bersama atau "commons" (seperti lahan yang tidak dimiliki atau laut yang tidak dimiliki) diambil atau digunakan secara berlebihan oleh individu atau kelompok.

Situasi ini dapat terjadi ketika tidak ada aturan yang jelas atau tidak ada pemilik yang jelas untuk sumber daya tersebut, sehingga setiap orang merasa bebas untuk menggunakan sumber daya tersebut sesuai keinginannya. Akibatnya, sumber daya tersebut sering kali dipakai secara berlebihan, sehingga mengakibatkan kerusakan pada sumber daya tersebut dan mengurangi ketersediaan sumber daya tersebut untuk orang lain di masa depan.

Konsep ini ditemukan oleh seorang ilmuwan lingkungan bernama Garrett Hardin pada tahun 1968 dan telah menjadi topik penting dalam studi lingkungan dan ilmu sosial. Garret Hardin dalam artikelnya menyebut fenomena ini sebagai “The Tragedy of the Commons”. Dalam Artikel tersebut, salah satu contoh yang digunakan untuk menjelaskan tragedy of the commons adalah pemanfaatan lahan berlebih oleh peternak yang menyebabkan kerusakan dan berkurangnya manfaat dari lahan tersebut. Berikut adalah ilustrasi untuk mempermudah memahami terjadinya Tragedy of the commons.

Tragedy of the common

Dalam gambar di atas, diilustrasikan bahwa Commons Good berupa padang rumput yang digunakan untuk tempat mengembala ternak. Daya dukung dan daya tamping sumberdaya sebanyak 14 ternak. Kondisi semula menunjukkan jumlah hewan ternak sebanyak 12 ekor, dan keberlangsungan sumberdaya masih terjaga. Kemudian para peternak menambah masing-masing satu ekor hewan ternak dengan maksud meningkatkan keuntungan.

Hal ini menyebabkan persediaan rumput pada lahan tersebutberkurang dan tidak dapat tumbuh kembali akibat overgrazing. Tragedy of the common “padang rumput dan ternak” di atas dapat diproyeksikan secara global terkait dengan overpopulasi. Jika bumi digambarkan sebagai padang rumput dan manusia digambarkan sebagai hewan ternak, maka tidak menutup kemungkinan peristiwa serupa dapat terjadi secara global.

Tragedy of the common tentunya dapat mengganggu aspek kerberlangsungan dari suatu sumber daya termasuk sumberdaya vital seperti energi. Sumber energi saat ini yang masih didominasi oleh energi fosil, sehingga perusahaan di bidang energi berlomba-lomba untuk mendapatkan sumber energi untuk memenuhi permintaan dan mendapatkan keuntungan. Bukan tidak mungkin Tragedy of the common akan terjadi di sektor energi. Sehinga, peralihan ke energi baru terbarukan menjadi sangat penting untuk dilakukan.

Lalu bagaimana cara mencegah terjadinya Tragedy of the commons?

Permasalahan ini tidak dapat diatasi jika hanya berfokus pada kesadaran individu. Perlu adanya kesepakatan, aturan, dan institusi untuk mengatur pemanfaatan sumberdaya Bersama. Dalam skala nasional, pemanfaatan sumberdaya bersama dapat diatur oleh negara. Contohnya adalah pemanfaatan sumberdaya tambang, sumberdaya laut, sumberdaya hutan dan lain-lain.

Setiap individu dapat memanfaatkan sumber daya bersama namun terikat oleh aturan yang berlaku. Kendati demikian, faktor individu tetap menjadi peran kunci dalam pemanfaatan The common. Pelanggaran terhadap aturan masih sangat memungkinkan terjadi dan dapat mengganggu aspek keberlangsungan. Peran institusi sangat penting untuk mengatur mengenai batas-batas pemanfaatan, mengatur sanksi berjenjang pagi pelanggar, mengatur mekanisme penyelesaian konflik, dan mengatur tanggung jawab pengelolaan sumber daya bersama.

Institusi atau kelompok pengelola juga harus memberikan hak bagi masyarakat lain diluar kelompok. Dengan skema tersebut diharapkan dapat melindungi dan menjaga keberlangsungan The common. Salah satu contoh institusi skala lokal atau kelompok pengelolaan The Common adalah sistem pengairan Subak di Bali. Sistem subak merupakan pengaturan sistem irigasi air (water resource management/ irrigation system), dan pola tanam yang dilakukan oleh kelompok petani tradisional.

Pengaturan sistem irigasi meliputi pendistribusian air, penyaluran dan pembagian jatah air pada setiap kelompok tani. Dengan skema subak, maka para petani dapat memanfaatkan sumber daya air dengan tetap memperhitungan keberlangsungan dan pemanfaatan sumber daya bersama, baik untuk anggota kelompok subak, maupun masyarakat diluar kelompok subak.

Kesimpulan

Tragedi commons merupakan konsep yang penting dalam studi lingkungan dan ilmu sosial, karena menjelaskan bagaimana perilaku individu dan kelompok dalam menggunakan sumber daya bersama dapat merusak sumber daya tersebut dan mengancam keberlangsungan hidup manusia di masa depan. Untuk mengatasi masalah ini, perlu ada pengaturan yang jelas dan aturan yang diterapkan pada penggunaan sumber daya bersama agar kepentingan individu tidak mengalahkan kepentingan bersama. Oleh karena itu, penting bagi kita semua untuk lebih peduli dan bertanggung jawab dalam menjaga sumber daya alam dan lingkungan agar terhindar dari penggunaan yang berlebihan dan kerusakan lingkungan yang lebih parah.

image: Freepik

Referensi:

  • Hardin, G. (1968). The tragedy of the commons: the population problem has no technical solution; it requires a fundamental extension in morality. science162(3859), 1243-1248.
  • Ostrom, E. (1990). Governing the commons: The evolution of institutions for collective action. Cambridge University Press.
  • Cox, M., Arnold, G., & Tomás, S. V. (2010). A review of design principles for community-based natural resource management. Ecology and Society, 15(4), 38.


 

0 Comments