Fenomena Pengasaman Laut (Ocean Acidification)

Pengasaman Laut (Ocean Acidification)

Ocean acidification adalah fenomena menurunnya pH lautan dalam periode yang cukup panjang, yang disebabkan oleh proses penyerapan CO2 dari atmosfer, dan dapat disebabkan karena perubahan konsentrasi zat kimia di laut. Ocean acidification atau pengasaman laut juga dapat didefinisikan sebagai perubahan kimia laut yang disebabkan oleh adanya serapan bahan kimia oleh laut dari atmosfer, termasuk senyawa karbon, nitrogen, dan belerang.
   Meningkatnya penggunaan energi fosil selama beberapa dekade terakhir meningkatkan konsentrasi CO2 di atmosfer. Fenomena pengasaman laut terjadi ketika Karbon dioksida (CO2) dalam atmosfer terserap oleh air laut. Proses penyerapan dapat terjadi melalui pertukaran gas pada permukaan air laut. Akiumulasi CO2 yang terserap oleh air laut bereaksi dengan senyawa dalam air laut seperti ion hidrogen (H+), dan membentuk asam karbonat (H2CO3). Reaksi antara asam karbonat dan ion hidrogen akan membentuk ion bikarbonat dan ion karbonat. Proses ini menyebabkan meningkatnya ion hidrogen, dan menyebabkan menurunnya pH air laut.
   Aktivitas antropogenik adalah penyebab utama proses Ocean acidification saat ini. Selama 200 tahun terakhir, terjadi peningkatan CO2 yang sangat pesat di atmosfer akibat penggunaan bahan bakar fosil, deforestasi, industrialisasi, perubahan penggunaan lahan, hingga produksi semen. Laju peningkatan CO2 di atmosfer saat ini diperkirakan 100x lebih cepat selama periode 650.000 tahun terakhir. Akan tetapi, hanya sebagian CO2 dari aktivitas antropogenik yang tersisa di atmosfer. 20% CO2 terakumulasi pada biosfer terestrial, dan 30% diantaranya terserap oleh lautan.
   Sejak revolusi industri, dalam rentang waktu kurang dari 250 tahun, pH permukaan laut turun sebesar 0,1 unit pH. Hal ini mewakili peningkatan konsentrasi ion hydrogen relatif sebesar 30% sejak masa pra industri. Penurunan ini diperkirakan terus terjadi hingga 0,3-0,4 unit pH pada akhir abad ke 21. Perubahan keasaman laut menjadi perhatian serius di kalangan ilmuan. Fenomena ini memiliki dampak yang sangat signifikan terhadap kehidupan di laut. Adapun dampak Ocean acidification yang dapat terjadi antara lain:

Perubahan Respon Fisiologis Organisme Laut

   Peningkatan tekanan parsial CO2 akan berpengaruh pada fisiologi hewan yang bernapas di air dan berpengaruh terhadap cairan tubuh organisme laut seperti ikan. Perubahan pada pH, bikarbonat, dan CO2 menyebabkan efek jangka Panjang berupa gangguan metabolisme, pertumbuhan, hingga reproduksi pada organisme laut. Sedangkan efek jangka pendek dapat berupa gangguan respirasi, sirkulasi darah, fungsi sistem saraf.

Dampak Pada Ekosistem Laut

  Pengasaman laut dapat berdampak pada komunitas di perairan laut seperti Lamun, Mangrove, dan Terumbu Karang. Ketiga ekosistem tersebut merupakan tempat memijah, mencari makan, berlindung bagi ikan muda (juvenil) maupun dewasa. Ekosistem ini juga memiliki keanekaragaman yang tinggi.
  Meningkatnya kadar CO2 pada perairan mungkin akan meningkatkan biomassa dan produktivitas lamun, jika kualitas dan kejernihan air mendukung untuk proses fotosintesis. Hal ini dapat menyebabkan meningkatkan luas padang lamun yang dapat menguntungkan bagi spesies invertebrata dan beberapa jenis ikan.
   Akan tetapi, pengasaman laut memberikan dampak yang buruk bagi ekosistem terumbu karang. Ocean acidification dapat merusak habitat terumbu karang karena terumbu karang sangat bergantung pada keseimbangan asam-basa perairan. pH yang lebih asam akan mengganggu proses pertumbuhan dan perkembangan karang yang sangat bergantung pada kalsium karbonat.
   Pengasaman pada lut menyebabkan karang lebih rapuh dan rentan mengalami kerusakan. Tidak hanya pada karang, organisme yang hidup dan bergantung pada ekosistem terumbu karang seperti ikan, invertebrata juga akan terganggu akibat hilangnya sumber makanan dan tempat berlindung.

Dampak Ekonomi

   Ocean acidification juga dapat memiliki dampak ekonomi dan sosial yang signifikan. Salah satu dampaknya adalah dampak pada industri perikanan. Ocean acidification dapat mengurangi jumlah dan keberhasilan reproduksi ikan, yang dapat berdampak pada ketersediaan ikan dan kualitas pangan laut yang dihasilkan. Selain itu, pengasaman laut juga dapat mempengaruhi organisme yang hidup bersama dengan ikan, seperti plankton, kerang, dan udang, yang menjadi sumber makanan bagi ikan.
   Hal ini dapat mengganggu rantai makanan dan menyebabkan penurunan ketersediaan pangan laut. Selain itu, industri pariwisata Bahari juga dapat terdampak oleh ocean acidification. Kerusakan pada terumbu karang dan hilangnya keanekaragaman hayati laut dapat mengurangi daya tarik wisatawan, yang dapat berdampak pada pariwisata | Palemahan.

Keyword: Ocean acidification, pengasaman laut, ocean acidification article, impacts of ocean acidification

Image: Freepik

Sumber:
  • Doney, S. C., Fabry, V. J., Feely, R. A., & Kleypas, J. A. (2009). Ocean acidification: the other CO2 problem. Annual Review of Marine Science, 1, 169-192.
  • Gattuso, J. P., & Hansson, L. (Eds.). (2011). Ocean acidification. Oxford university press.
  • Guinotte, J. M., & Fabry, V. J. (2008). Ocean acidification and its potential effects on marine ecosystems. Annals of the New York Academy of Sciences, 1134(1), 320-342.
  • Orr, J. C., Fabry, V. J., Aumont, O., Bopp, L., Doney, S. C., Feely, R. A., Gnanadesikan, A., Gruber, N., Ishida, A., Joos, F., et al. (2005). Anthropogenic ocean acidification over the twenty-first century and its impact on calcifying organisms. Nature, 437(7059)
  • Riebesell, U., Fabry, V. J., Hansson, L., & Gattuso, J. P. (2010). Guide to best practices for ocean acidification research and data reporting. Publications Office of the European Union.



0 Comments