The Love Canal Disaster

 Love Canal

Palemahan - Tragedi love kanal merupakan salah satu bencana lingkungan terbesar yang pernah terjadi di Amerika Serikat. Love kanal adalah sebuah kanal yang gagal dioperasikan, yang sebelumnya telah direncanakan oleh William T. Love pada tahun 1892 yang berencana membuat sebuah kanal yang menghubungkan bagian hulu dan hilir sungai niagara. Akan tetapi pembangunan kanal tidak dapat dilanjutkan karena adanya konflik pemerintahan dan teknologi kelistrikan yang kurang memadai pada saat itu. Pembangunan kanal terhenti dan menyisakan lahan kosong seluas 24.000 m2 dengan kedalaman 40 meter.

Lima puluh tahun sejak diberhentikan nya pembangunan Love canal, sebuah perusahaan kimia (Hooker Chemical) membeli kanal tersebut untuk dijadikan lokasi penimbunan limbah kimia dari produksi parfum, pelarut, pewarna, dan lain-lain. Setelah mendapat izin, pada tahun 1942 Love canal beralih fungsi menjadi tempat penimbunan limbah yang mengandung dioksin dan benzena. Kedua zat tersebut merupakan zat karsinogenik yang sangat beracun. Proses pembuangan limbah terus dilakukan hingga tahun 1950an dan 20.000 ton limbah kimia dibuang ke kanal ini. Limbah yang dibuang ke kanal kemudian ditutup dengan pasir, tanah liat dan rumput pada tahun 1953. Bencana ini dimulai ketika pemerintah mendukung pembelian lahan tersebut untuk perluasan sekolah. Pihak Hooker Chemical telah menjelaskan bahaya yang mungkin dihadapi jika membangun sekolah diatas lahan tersebut, akan tetapi pihak perusahaan akhirnya bersedia menjual lahan tersebut dengan syarat dibebaskan dari segala tuduhan jika terjadi sesuatu yang buruk akibat pembangunan tersebut. Hooker Chemical kemudian bersedia menjual lahan nya hanya seharga 1 USD. 

Pada saat proses penggalian fondasi bangunan, tanah liat yang digunakan sebagai pelapis tutupan limbah digunakan untuk bangunan sekolah. Hal ini menyebabkan limbah kimia tidak terlapisi dengan baik. Sehingga air hujan mengalirkan zat kimia ke lahan sekolah dan perumahan di sekitarnya. Lahan sekolah digunakan sebagai lahan bermain anak-anak , dan limbah kimia pada tanah dapat mengancam kesehatan. Pada tahun 1958 tiga anak mengalami luka bakar akibat terpapar residu kimia yang muncul ke permukaan. Kejadian lain terjadi pada tahun 1959 pada ruang bawah tanah salah satu warga terdapat intrusi lumpur hitam yang masuk ke dalam nya. Ketika pemilik rumah membuat lubang untuk memeriksanya, sejumlah cairan hitam masuk dan menggenangi ruangan. Pada tahun 1974, seorang warga mendapati ketinggian air kolam renangnya lebih tinggi sekitar 60 cm. Ketika dilakukan pembongkaran, galian mengeluarkan air tanah berwarna biru, ungu, dan kuning. Kelahiran bayi dengan cacat fisik dan mental mulai terjadi. Setelah rentetan kejadian tersebut, dilakukan pengambilan sampel udara di beberapa ruang bawah tanah rumah warga.

Hasil pemeriksaan menunjukan udara pada daerah tersebut mengandung bahan-bahan beracun diatas ambang batas. Selain itu, dilakukan juga survei kesehatan dan diketahui bahwa resiko keguguran 250 lebih tinggi dari kondisi normal, indikasi kerusakan organ seperti hati juga meningkat, bahkan meningkatkan potensi kanker. Pada tahun 1978, Dr Robert P. Whalen menyatakan wilayah Love Canal berbahaya. Pemerintah akhirnya memutuskan untuk menutup sekolah dan mengevakuasi lebih dari 200 keluarga. Kota tesebut dikosongkan dan menjadi kota mati, dan kanal dilapisi kembali dengan plastik tebal, tanah liat dan pasir. Pemerintah melakukan upaya pembersihan dan memakan biaya 250 juta USD. Setelah tragedi Love Canal, muncul beberapa peraturan terkait lingkungan seperti Superfund Law yang memberlakukan pajak pada perusahaan gas dan kimia untuk membersihkan dan mengelola limbah B3. Pada tahun 1990 sebagian wilayah Love canal dinyatakan aman, dan saat ini wilayah Love canal disegel dan diberi pembatas dengan pagar kawat. 


Image source: Bufallownews | Farmakope Indonesia Edisi VI 2020: pafimamasa.org

0 Comments