Kenapa Air Laut Asin?

 

Palemahan-Kenapa air laut asin? Darimana asal garam yang larut dalam air laut? Rasa asin pada air laut disebabkan karena adanya kadar garam yang cukup tinggi. 3,5% dari seluruh air laut adalah garam. Dari 1000 ml air laut, 35 gramnya adalah garam. Garam di laut terdiri dari natrium klorida (NaCl), magnesium, kalsium, kalium, dan berbagai mineral lainnya. Kandungan garam di laut bervariasi tergantung pada lokasi, kedalaman, suhu, dan tingkat penguapan air laut.

Lalu darimana asal garam yang larut dalam air laut?

Proses Pelapukan
   Sebagian besar garam di laut berasal dari proses erosi dan pelapukan batuan yang membawa mineral ke laut. Proses ini terjadi ketika batuan dan mineral di daratan terkena pengaruh lingkungan seperti air hujan, udara, dan organisme hidup, sehingga mengalami perubahan kimia atau fisik. Sebagai contoh, pelapukan dapat terjadi akibat air hujan yang mengikis permukaan batuan dan membawanya ke laut. Pada saat hujan, tetesan air akan bereaksi dengan CO2 yang ada di udara. Proses reaksi tersebut menyebabkan terbentuknya asam karbonat, sehingga air hujan memiliki sedikit sifat asam. Air hujan yang mengalir melalui sungai mengikis bebatuan yang dilaluinya. Bagian-bagian batuan yang terkikis ini kemudian akan terbawa oleh aliran air sungai  dan terakumulasi ke laut. Sumber utama mineral dan garam yang dilepaskan oleh proses pelapukan adalah natrium (Na) dan klorida (Cl). Natrium dan klorida yang larut di dalam air membentuk senyawa garam natrium klorida (NaCl) atau yang lebih dikenal sebagai garam dapur. Selain natrium dan klorida, proses pelapukan juga melepaskan mineral-mineral lain seperti magnesium (Mg), kalsium (Ca), dan kalium (K) ke dalam air laut. Konsentrasi mineral-mineral ini dapat bervariasi tergantung pada jenis batuan dan kondisi lingkungan di daerah tersebut.

Proses Vulkanik
   Sumber garam laut tidak hanya berasal dari pelapukan batuan di darat, tetapi juga dari proses vulkanik yang terjadi di dasar laut. Proses vulkanik ini dapat menghasilkan garam dan mineral yang kemudian masuk ke dalam air laut. Proses vulkanik di laut terjadi ketika magma atau batuan beku di dasar laut terbentuk dan memasuki air laut. Ketika magma atau batuan beku ini terbentuk, mineral dan garam terlarut di dalamnya dapat dilepaskan ke dalam air laut. Proses ini disebut sebagai hidrotermalisme. Sumber garam laut dari proses vulkanik ini dapat ditemukan di sepanjang dasar laut yang aktif secara vulkanik seperti di area Ring of Fire samudera Pasifik. Di sini, letusan gunung berapi di dasar laut dapat melepaskan mineral dan garam ke dalam air laut. Beberapa mineral yang umum dijumpai dari proses vulkanik ini adalah natrium, klorida, magnesium, kalium, dan sulfat. Selain hidrotermalisme, proses vulkanik lainnya yang dapat berkontribusi terhadap penambahan garam di dalam air laut adalah erupsi gunung berapi di darat. Erupsi gunung berapi dapat melepaskan abu dan material vulkanik ke udara, yang kemudian jatuh ke laut dan terjadi pelepasan mineral ke dalam air laut. Namun, sumber garam dari proses vulkanik relatif lebih kecil dibandingkan dengan sumber garam dari pelapukan batuan di darat. Meskipun demikian, kontribusinya tidak dapat diabaikan dan dapat memengaruhi konsentrasi garam dan mineral di dalam air laut.
   Tingginya konsentrasi garam di dalam air laut telah menyebabkan air laut memiliki rasa asin yang khas. Namun, tidak semua air laut memiliki konsentrasi garam yang sama. Konsentrasi garam di dalam air laut bervariasi di seluruh dunia dan dipengaruhi oleh faktor seperti iklim, suhu, dan sirkulasi air laut.

image: eart.stanford.edu

0 Comments